Senin, 22 Desember 2014
‘ILM
AL-LUGHOH AL-‘AAMM / LINGUISTIK UMUM
v Pengertian
Linguistik Secara Etimologi (Bahasa)
Linguistik dalam bahasa Arab disebut
dengan “علم اللغة” . Ilmu sendiri adalah pengetahuan yang
didapat melalui proses ilmiah, sedangkan pengetahuan adalah hasil tangkapan
panca indera yang diproses oleh akal. Linguistik dalam bahasa Inggris disebut
“Linguistics”, dan dalam bahasa Prancis disebut “Linguistique” (terdapat
penyebutan bahasa Prancis karena tokoh peletak dasar konsep-konsep linguistik
adalah Ferdinand De Saussure yang berasal dari Swiss, Prancis). Ketiga istilah
ini, yaitu linguistik (bahasa Indonesia), linguistics (bahasa
Inggris), dan linguistique
(bahasa Prancis), ketiga-tiganya berasal dari bahasa Yunani, yaitu “Lingua”
yang berarti bahasa. Oleh karena itu, dapat dikatakan pengertian linguistik
secara etimologi berasal dari bahasa Yunani (Lingua) yang berarti bahasa.
v Pengertian
Linguistik Secara Terminologi (Istilah)
Pengertian linguistik menurut istilah
(terminologi) adalah ilmu yang mengkaji dan membahas bahasa sebagai bahasa,
atau yang dalam bahasa Arab :
علم
اللغة : علم يبحث عن لغة كاللغة
Objek ilmu itu ada dua :
1.
Objek material, yang mengkaji objek
kajian, fokus pada sasaran penelitian
2.
Objek formal, yang mengkaji objek kajian
yang lain
Pengkajian linguistik terbagi menjadi dua, yaitu
:
1.
Sebagai bahasa, seperti pengertian
linguistik secara terminologi di atas.
Pengkajian
linguistik sebagai bahasa mempunyai objek ilmu sebagai berikut :
·
Objek material : bahasa
·
Objek formal : bahasa sebagai bahasa
Bahasa adalah sistem,
lambang, bunyi, arbitrer, konvensional, sebagai alat
komunikasi. Penjelasannya :
·
Sistem : Perpaduan unsur yang saling
berhubungan
Sistem terdiri dari
bunyi (dihasilkan oleh organ wicara/أعضاء
النطق, dikaji dalam ilmu fonologi), gramatika (aturan, tata
bahasa, dikaji dalam ilmu morfologi dan sintaksis, ilmu morfologi membahas
kata, sedangkan ilmu sintaksis membahas frasa, klausa, dan kalimat), makna
(arti, dikaji dalam ilmu semantik), dst.
·
Lambang : Penanda (yang menandai) dan
petanda (yang ditandai) bersifat tidak natural, bukan alami, suka-suka, dan
melalui kesepakatan
Contoh : Warna
merah dalam rambu-rambu lalu lintas melambangkan berhenti, sedangkan warna
merah dalam bendera negara Indonesia melambangkan keberanian, di desa tertentu
juga ada warna merah yang melambangkan kematian/kesedihan. Dalam hal ini warna
merah adalah penanda, sedangkan berhenti, berani, dan bersedih adalah petanda.
Selain lambang,
juga ada tanda. Tanda berkebalikan dengan lambang. Dalam tanda, penanda (yang
menandai) dan petanda (yang ditandai) bersifat natural, alami, bukan suka-suka.
Contoh : Jika sedih
akan mengeluarkan air mata, jika bahagia akan tersenyum atau tertawa. Dalam hal
ini sedih dan bahagia adalah petanda, sedangkan tersenyum dan tertawa adalah
penanda.
·
Bunyi : Sesuatu yang terdengar (didengar)
atau ditangkap oleh telinga, baik bunyi vokal (a,i,u,e,o) ataupun bunyi
konsonan (selain bunyi vokal) yang akan dikaji dalam ilmu fonologi
·
Arbitrer : Suka-suka dalam menentukan
penanda dan petanda
·
Konvensional : Penentuan penanda dan
petanda sesuai kesepakatan/merupakan kesepakatan
·
Alat Komunikasi : Merupakan pengkajian
terhadap bahasa yang masih digunakan sebagai alat komunikasi sosial sampai saat
ini
Sebagai bahasa,
kajian linguistik ini disebut dengan Kajian Intrinsik atau Linguistik Mikro
(Microlinguistik; bahasa Inggris). Linguistik Mikro meliputi :
1.
Ilmu Fonologi (Phonology; bahasa
Inggris), dalam bahasa Arab disebut علم
الأصوات (‘Ilm al-Ashwat). Ilmu ini mengkaji dan membahas bunyi vokal dan bunyi
konsonan. Contoh : Dalam bahasa Inggris terdapat perbedaan bunyi antara F dan
V.
2.
Ilmu Morfologi (Morphology; bahasa
Inggris), dalam bahasa Arab disebut علم
الصرف (‘Ilm ash-Shorf). Ilmu ini mengkaji dan membahas
morfem. Morfem adalah unit gramatik/tata bahasa terkecil yang akan mempunyai
makna jika sudah digabung dengan kata lain. Contoh : morfem “ber” , morfem
tersebut akan mempunyai makna jika digabungkan dengan kata lain, seperti istri;
menjadi beristri, artinya mempunyai istri; digabungkan dengan kata kuda,
menjadi berkuda, artinya menaiki kuda; digabungkan dengan kata baju, menjadi
berbaju, artinya memakai baju (“ber” disebut morfem terikat, karena terikat
dengan kata lain, sedangkan beristri, berkuda, dan berbaju merupakan morfem
bebas). Dalam bahasa arab juga terdapat morfem, seperti ...ان، ...ون , yang akan memiliki makna jika digabungkan
dengan kata lain, contoh بيت + ان , menjadi بيتان yang berarti dua rumah, يذهب
+ ون , menjadi يذهبون yang berarti mereka sedang pergi.
3.
Ilmu Sintaksis, merupakan ilmu yang
mengkaji dan membahas susunan kalimat dan bagiannya, atau dengan kata lain ilmu
yang mengkaji dan membahas susunan kata dalam bentuk frasa (gabungan dua kata
atau lebih yang bersifat nonpredikatif/tidak berpredikat), klausa (satuan
gramatikal yg berupa kelompok kata, sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan
predikat dan berpotensi menjadi kalimat), dan kalimat (kesatuan ujar yg
mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan). Sebenarnya, dalam membahas
frasa terdapat ilmu yang pembahasannya lebih detail, yaitu Ilmu Fraseologi
(Phraseology; bahasa Inggris). Ilmu Fraseologi dan Ilmu Sintaksis dalam bahasa
Arab masuk dalam pembahasan علم
النحو (‘Ilm an-Nahwu).
4.
Ilmu Semantik, merupakan ilmu yang
membahas dan mengkaji makna/arti suatu kata. Dalam bahasa Arab disebut علم
الدلالة (‘Ilm ad-Dalalah).
5.
Ilmu Leksikologi, merupakan ilmu yang
membahas dan mengkaji tentang seluk beluk kata.
2.
Sebagai fenomena-fenomena lain (karena
bukan hanya linguistik saja yang membahas dan mengkaji bahasa). Pengkajian
linguistik sebagai fenomena-fenomena lain disebut dengan Kajian Ekstrinsik atau
Linguistik Makro (Macrolinguistik; bahasa Inggris), atau juga sering disebut
Kajian Interdisipliner. Linguistik Makro ini di antaranya :
1.
Sosiolinguistik (Sosiologi dan
Linguistik), merupakan ilmu tentang bahasa yang digunakan di dalam interaksi
sosial, atau cabang linguistik tentang hubungan dan saling pengaruh antara
perilaku bahasa dan perilaku sosial. Sosiolinguistik mempunyai objek ilmu
sebagai berikut :
Objek material : bahasa
Objek formal :
bahasa sebagai alat komunikasi sosial
2.
Antropolinguistik (Antropologi dengan
Linguistik), merupakan ilmu tentang bahasa yang digunakan dalam kebudayan
secara formal atau dapat juga dikatakan ilmu yang mempelajari hubungan bahasa
dengan budaya dan pranata budaya manusia. Adapun objek ilmunya adalah sebagai
berikut :
Objek material :
bahasa
Objek formal :
bahasa sebagai salah satu bentuk kebudayaan secara formal
3.
Psikolinguistik (Psikologi dan
Linguistik), merupakan ilmu tentang hubungan antara bahasa, perilaku dan akal
budi manusia, dengan kata lain ilmu interdisipliner linguistik dengan psikologi.
Adapun objek ilmunya adalah sebagai berikut :
Objek material :
bahasa
Objek formal :
bahasa dalam psikologi
4.
Stilistika, merupakan ilmu yang
mempelajari bahasa yang digunakan dalam bentuk-bentuk karya sastra. Stilistika
mempunyai objek ilmu sebagai berikut :
Objek material :
bahasa
Objek formal :
bahasa sebagai ekspresi keindahan
v Linguistik
Umum
Linguistik Umum dalam bahasa Arab
disebut dengan “"علم اللغة العام . Sedangkan dalam bahasa
Inggris disebut “General Linguistics”, dan dalam bahasa Prancis disebut “Generale
Linguistique”. Ilmu Linguistik ini sering juga disebut Linguistik Umum.
Dinamakan linguistik umum karena ilmu ini tidak hanya mengkaji sebuah bahasa
saja, atau mengkaji bahasa tertentu, seperti bahasa Indonesia, bahasa Inggris,
ataupun bahasa Arab, melainkan mengkaji seluk beluk bahasa pada umumnya, bahasa
yang menjadi alat interaksi sosial milik manusia, atau dapat juga dikatakan
mengkaji semua bahasa manusia pada umumnya.
Semua bahasa yang
beragam di dunia ini dapat dikaji dalam ilmu linguistik umum. Hal ini
dikarenakan meskipun banyak sekali perbedaannya, tetapi tiap-tiap bahasa
tersebut tentu mempunyai karakteristik dan persamaan antara yang satu dengan
yang lainnya, dengan kata lain ada ciri-cirinya yang universal, dan hal yang
inilah yang diteliti dan dibahas dalam linguistik umum.
Adapun ciri-ciri
umum dari semua bahasa di muka bumi di antaranya sebagai berikut :
1) Setiap bahasa
pasti memiliki perbedaan kata, contoh : “Saya” dalam bahasa Inggris adalah “I”,
dan dalam bahasa Arab adalah أنا .
2) Setiap bahasa
pasti memiliki jenis-jenis kata, contoh : Dalam bahasa Indonesia mengenal jenis
kata kerja, kata benda, dll. Dalam bahasa Inggris mengenal jenis verb, noun,
dll. Dalam bahasa Arab mengenal jenis isim, fi’il, dan huruf.
Sedangkan persamaan
semua bahasa di muka bumi di antaranya sebagai berikut :
1)
Semua bahasa di muka bumi ini mengenal
Subjek, Prediket, Objek, Keterangan (S, P, O, K).
Contoh :
·
Dalam bahasa Indonesia kalimat : Saya
menangis (Saya : Subjek, Menangis : Prediket ; subjeknya berupa kata ganti,
predikatnya berupa kata kerja), Rumah itu bersih (Rumah : Subjek, Bersih :
Prediket ; subjeknya berupa kata benda, predikatnya berupa kata sifat).
·
Dalam bahasa Inggris kalimat : You are
beautiful (You : Subjek, Beautiful : Prediket ; subjeknya berupa noun,
predikatnya berupa adjektiva), Drawing is my hobby (Drawing : Subjek, My
hobby : Prediket ; subjeknya berupa gerund/kata kerja{verb}+ing,
predikatnya berupa noun), To smoke is not good (To smoke : Subjek, Not
good : Prediket ; subjeknya berupa to invinitive, predikatnya berupa adjektiva).
·
Dalam bahasa Arab kalimat : الصلاة
واجبة (الصلاة : Subjek, واجبة : Prediket ; subjeknya berupa isim, predikatnya berupa isim), أن
تصوموا خير لكم (أن تصوموا : Subjek, خير لكم : Prediket ; subjeknya
berupa mashdar muawwal, predikatnya berupa isim).
2)
Semua bahasa di muka bumi ini hanya
memiliki dua pola frasa, yaitu :
·
Frasa MD (Menerangkan, Diterangkan)
Contoh dalam bahasa
Inggris : A clean house ; clean – menerangkan, house – diterangkan.
·
Frasa DM (Diterangkan, Menerangkan)
Contoh dalam bahasa
Indonesia : Rumah yang bersih ; rumah – diterangkan, bersih – menerangkan.
Contoh dalam bahasa
Arab : بيت نظيف , artinya rumah yang bersih
; بيت
–
diterangkan, نظيف – menerangkan.
3)
Semua bahasa di muka bumi, pasti mengenal
imbuhan/afeks.
Contoh : dalam
bahasa Indonesia ada “ber” (awalan/prefiks), dalam bahasa Arab dikenal dengan الحروف
المضارعة/al-Huruf al-Mudloro’ah ( يذهب
– تذهب - أذهب , ya’, ta’, dan alif dalam kata di atas merupakan al-Huruf al-Mudloro’ah
atau yang bisa disebut السوابق/awalan), dalam behasa
Inggris juga ada imbuhan “be...” yang bermakna “menjadikan...”. Selain itu,
dalam bahasa Indonesia ada juga akhiran/sufiks (contoh : ...an, ...i), ada
imbuhan di tengah/infiks, ada imbuhan campuran/konfiks. Sedangkan dalam bahasa
Arab juga terdapat akhiran atau yang biasa disebut الزوائد, seperti ...ان، ...ون.
Salah satu perbedaan dari semua bahasa di muka
bumi ini yang paling menonjol adalah kelas kata yang mengisi fungsi kata,
seperti : semua bahasa mengenal fungsi kata Subjek, Prediket, Objek,
Keterangan, akan tetapi kelas kata yang mengisi fungsi tersebut berbeda-beda.
Dalam bahasa Arab ada kelas kata nominal, verba, preposisi, dll, dalam bahasa
Inggris ada kelas kata nominal, verba, preposisi, konjungsi, adjektiva,
adverbia, dll, dalam bahasa Indonesia ada kelas kata benda, sifat, kerja, dll.
Bahasa dalam bahasa Indonesia memiliki beberapa
pengertian, di antaranya sebagai berikut :
1.
Bahasa pada umumnya, contoh : Hanya
manusia yang mempunyai bahasa.
2.
Bahasa tertentu, contoh : Saya belajar bahasa
Arab.
3.
Bahasa dalam arti tuturan/ujaran, contoh
: Kalau dia berbicara, bahasanya sangat fasih.
4.
Bahasa dalam arti cara, contoh :
Pertikaian ini tidak dapat diselesaikan dengan bahasa militer.
5.
Bahasa dalam arti dialek, contoh : Jarwo bahasa
tegalnya sangat kental.
v Linguistik
Ferdinand De Saussure
Ferdinand De Saussure merupakan Bapak
Linguistik Modern, beliaulah yang pertama kali mempunyai konsep tentang
peletakan dasar-dasar linguistik. Beliau berasal dari Swiss, Prancis, lahir
pada tahun 1857 dan meninggal pada tahun 1913.
Menurut Ferdinand, bahasa itu :
1.
Mempunyai tanda bahasa (karena sebelum Ferdinand,
bahasa hanya ditekankan pada aspek makna)
Tanda bahasa memiliki dua unsur :
·
Signifiant/penanda/yang menandai, dalam bahasa Inggris “signifier”,
dalam bahasa Arab “الدال”. Signifiant adalah
lambang bunyi. Konsep yang berbeda dapat menyebabkan signifiant yang
bebeda.
·
Signifie/petanda/yang ditandai, dalam bahasa Inggris “signified”,
dalam bahasa Arab “المدلول”. Signifie adalah
konsep yang dikandung oleh signifiant.
Signifie biasanya tergambar dalam pikiran ketika
mendengar sesuatu.
Contoh : Pena
adalah alat untuk menulis dengan tinta dan tidak dapat dihapus dengan penghapus
pensil. Dalam hal ini “pena” adalah signifiant, dan “alat untuk menulis
dengan tinta dan tidak dapat dihapus dengan penghapus pensil” adalah signifie.
Setiap ada signifiant,
pasti ada signifie, dan keduanya bersifat arbitrer, sewenang-wenang,
atau tidak ada hubungan wajib di antara keduanya.
2.
Mempunyai hubungan (karena sebelum Ferdinand, bahasa
hanya ditekankan pada aspek kata)
Menurut Ferdinand, terdapat dua
hubungan :
1)
Hubungan Internal/Sintagmatik, yaitu hubungan ke dalam
antar unsur, atau bisa juga dikatakan hubungan unsur bahasa yang bersifat
menyamping, linier, dan fungsional, dalam artian apabila urutan unsur tersebut
diubah maka dapat mengakibatkan perubahan ataupun kerusakan makna.
Contoh 1 : pada tataran kata ; usap
(u:1, s:2, a:3, p:4), puas (p:4, u:1, a:3, s:2), paus (p:4, a:3, u:1, s:2),
suap (s:2, u:1, a:3, p:4), sapu (s:2, a:3, p:4, u:i), upas (u:1, p:4, a:3,
s:2), spau (s:2, p:4, a:3, u:1), aups (a:3, u:1, p:4, s:2). Kata usap, puas,
paus, suap, sapu, upas mengalami perubahan makna, sedangkan kata spau, dan aups
mengalami kerusakan makna (tidak mempunyai makna).
Contoh 2 : pada tataran frasa ; ini
rumah baru (ini:1, rumah:2, baru:3), ini baru rumah (ini:1, baru:3, rumah:3),
rumah baru ini (rumah:2, baru:3, ini:1), baru rumah ini (baru:3, rumah:2, ini:1).
Semua frasa ini mengalami perubahan makna.
2)
Hubungan Eksternal/Paradigmatik, yaitu hubungan ke
luar dengan unsur yang sejenis, maksudnya hubungan unsur dalam dengan unsur
luar yang sejenis, atau hubungan unsur bahasa yang sejenis dengan unsur luar.
Contoh : Ana menangis di kamar
(Ana:nominal, menangis:verbal intransitif, di:preposisi, kamar:nominal),
kalimat ini berhubungan dengan kalimat berikut, karena ada unsur luar yang
sejenis; Anton tidur di kursi (Anton:nominal, tidur:verbal intransitif,
di:preposisi, kursi:nominal), Kucing lari ke rumah (Kucing:nominal, lari:verbal
intransitif, ke:preposisi, rumah:nominal).
3.
Mempunyai konsep yang terkait dengan kajian bahasa.
Sebelum Ferdinand, hanya ada konsep kajian bahasa secara diakronik,
setelah Ferdinand, muncul konsep kajian bahasa secara sinkronik.
Konsep kajian bahasa menurut
Ferdinand :
1)
Diakronik/Kajian Historis/Kajian Komparatif
(dia:melalui, kronos:waktu), yaitu asal-usul bahasa sesuai perkembangan
tertentu, maksudnya meneliti asal-usul bahasa melalui sejarah perkembangannya.
Contoh : Makna kata “adab”, dahulu
adalah “hidangan”, kemudian berkembang lagi menjadi “tata krama/akhlak”,
kemudian berkembang lagi pada zaman Daulah Abbasiyah menjadi “sastra”.
2)
Sinkronik/Kajian Deskriptif, yaitu asal-usul bahasa
tidak dilihat melalui perkembangan sejarahnya, tapi dilihat pada waktu atau
tempo tertentu, bersifat struktural dan dikaji juga unsur-unsurnya.
Contoh : Meneliti makna “adab” hanya
pada kurun waktu tertentu, seperti pada zaman Daulah Abbasiyah saja.
4.
Sebagai objek kajian linguistik. Menurut Ferdinand
terdapat tiga pengertian bahasa sebagai objek kajian linguistik :
1)
Langage (baca;langgas), yaitu bahasa pada umumnya (dalam
bahasa Arab; اللغة)
2)
Langue (baca;lang), yaitu bahasa tertentu (dalam bahasa Arab; اللسان)
3)
Parole
(baca;paghoi), yaitu
bahasa tuturan (dalam bahasa Arab; الكلام)
Sebagai objek kajian
linguistik, parole merupakan objek konkret, karena parole
berwujud ujaran/tuturan nyata yang diucapkan oleh penuturnya dari suatu
masyarakat bahasa tertentu. Adapun langue merupakan objek yang abstrak,
karena langue itu berwujud dari sistem suatu bahasa tertentu secara
keseluruhan, langue ini merupakan hasil dari parole. Sedangkan langage
merupakan objek yang paling abstrak, karena berwujud sistem bahasa secara
universal, langage ini merupakan hasil dari langue.
Jadi, adapun urut-urutan
objek kajian dalam penelitian linguistik dimulai dari parole, karena parole
dapat dikaji secara langsung, berbentuk konkret, nyata, dapat diamati dan
diobservasi langsung dari penuturnya. Setelah itu, kaidah/hasil dari parole
dilakukan untuk mendapatkan kaidah-kaidah suatu langue, kemudian hasil
kaidah dari langue akan diperoleh kaidah-kaidah langage, dan langage
ini merupakan kaidah bahasa secara universal.
;;
Subscribe to:
Postingan (Atom)